Saturday, June 6, 2009

Crowd Marketing

. Saturday, June 6, 2009

Cobalah Anda lewat di warung dekat lapangan Supratman. Setiap hari, warung tersebut ramai dikunjungi pembeli. Saya melihat banyak mobil dan sepeda motor parkir di sekitar warung tersebut. Saya jadi merenung, kalau banyak pembeli yang ke sana pastilah makanan yang disajikan enak. Saya lalu membuktikan dan mencoba makan di warung tersebut dan ternyata benar, enak ! Suasananya jangan bandingkan dengan restoran, namanya juga warung. Harga ? Harganya terjangkau ! Bandingkan dengan harga makanan di suatu restoran dengan jenis makanan yang sama.

Saya juga pernah membuktikan enaknya makanan suatu rumah makan ‘warung tegal’. Warung tegal yang satu ini berlokasi dekat dengan perkantoran. Saya memperkirakan pengunjungnya bukan hanya dari sekitar perkantoran tersebut karena banyak juga mobil-mobil dan sepeda motor yang parkir di depan warung tersebut. Saya berani memastikan, pasti makanan dari warung tersebut enak. Saya lalu mencobanya, dan… benar… enak ! Tidak seperti warung tegal pada umumnya, warung tegal ini bersih, dan suasana di dalam warung cukup representatif bagi orang perkantoran.

Hal yang sama saya lihat warung sate di Jl. Anggrek, selalu ramai dikunjungi pembeli, bahkan pembeli rela untuk antre membeli. Satu gerobak sate yang dibawa penjual habis dalam waktu kira-kira 4 jam. Mengapa orang-orang ini rela antre di warung kaki lima seperti itu ? Tentu kaena makanannya enak !

Beberapa kali saya mencoba dan membuktikan apakah dengan ramainya pengunjung suatu rumah makan, maka makanan yang disajikan rumah makan tersebut enak.
Banyak rumah makan pinggir jalan atau kaki lima atau warung makan seperti itu berkembang melalui word of mouth. Mereka tidak melakukan promosi namun pelanggan lah yang menyampaikannya kepada orang lain.

Kalau Anda bandingkan dengan restoran-restoran besar seperti Mc Donald, Rumah makan Sederhana, Hoka-hoka Bento, Restoran Padang yang selalu ramai dikunjungi pembeli, ga usah dibahas lagi karena jelas mereka menjamin kualitas makanan mereka.

Masing-masing rumah makan tersebut jelas memiliki segmen pasar yang berbeda, tapi soal rasa bisa jadi sifatnya unik, artinya enak bagi kebanyakan orang. Tapi makan di warung makan pinggir jalan atau kaki lima memiliki keunikan sendiri. Orang biasanya mencoba makan di suatu rumah makan karena banyaknya pembeli yang datang. Mereka banyak yang beranggapan, kalau rumah makan tersebut ramai dikunjungi pembeli, dipastikan makanannya enak.

Beberapa waktu yang lalu saya mengamati rumah makan sunda yang baru dibuka. Kira-kira satu minggu pertama halaman parkir dipadati mobil-mobil pengunjung, yang berarti banyak orang yang makan di rumah makan tersebut. Apakah makanannya enak ?

Kadang-kadang saya berpikir, untuk menarik orang makan di rumah makan, kita bisa membuat kesan bahwa rumah makan kita ramai. Inilah yang saya sebut dengan crowd maketing. Ya.. membuat crowd – pengunjung ramai akan menarik orang untuk membelinya. Ada kesan emosional juga begitu melihat orang-orang ramai berkunjung.

Seperti rumah makan sunda tersebut, awalnya mengundang teman-teman atau rekan-rekan bisnis sehingga rumah makan terkesan ramai. Tentu saja, kualitas harus dijaga karena mereka akan makan lagi di rumah makan kita kalau makanannya enak.

Memasarkan dengan cara crowd marketing dengan menarik orang-orang datang berkunjung ke tempat kita karena melihat orang lain membeli, tentu tidak berlaku untuk semua jasa atau toko jika kualitas pelayanan yang disajikan tidak baik. Ada kalanya orang-orang tidak mau antre di toko karena ramainya pengunjung. Tapi soal rumah makan berbeda, karena ada kesan emosional dan soal lidah.

Anda percaya ? Cobalah kunjungi rumah makan yang ramai pengunjungnya, saya berani memastikan makanannya pasti enak.

0 comments:

Post a Comment