Wednesday, April 29, 2009

Berpikir PARADOKS

. Wednesday, April 29, 2009

Paradoks sebenarnya pertama-tama diulas oleh Charles Handy dalam bukunya The Age of Paradox tahun 1994. Dulu berpikir paradoks dianggap idiot, bodoh atau tidak bermoral, karena keluar dari tradisi atau kebiasaan cara pandang umum. Tapi sekarang…, ilmu pengetahuan mengajarkan kita untuk berpikir paradoks.

Mungkin contoh2 berikut ini bisa membuat Anda lebih mengerti atau malah bingung ? Jika Anda tambah bingung, ini berarti Anda menuju proses untuk mengerti. Ini adalah paradoks !!

Contoh pernyataan : “Kalimat ini salah”
Kalimat ini mengandung kebenaran kalau pernyataan ‘Kalimat ini salah’ benar, padahal sudah dinyatakan bahwa kalimat itu salah. Jadi yang benar itu adalah apabila kalimat itu salah. Jadi ini adalah sebuah paradoks. Bingung ya ?

Supaya lebih mengerti atau tambah bingung (?), saya akan ambilkan sebagian tulisan ini dari buku Marketing in Crisis oleh Rhenald Kasali untuk aplikasi paradoks dalam suatu bisnis .
Paradoks adalah sebuah pernyataan yang betul atau sekelompok pernyataan yang menuju ke sebuah kontradiksi. Atau menafsirkan sesuatu dari cara berpikir yang terbalik.

Misalnya, dulu waktu jaman Suharto, perkataan beliau sering ditafsirkan secara terbalik. Jika Suharto mengatakan ekonomi bagus, maka itu adalah pertanda sedang tidak bagus. Atau seorang Pangdam yang menyatakan wilayahnya aman, justru sebenarnya keadaan di wilayah itu ada masalah alias tidak aman. Jadi berpikir secara paradoks mungkin kita akan mendapat suatu kebenaran.

Sebuah Pernyataan : “Negara kuat di tangan pemimpin yang kuat yang menghasilkan kejayaan”.
Hal ini tidak selalu benar, jika kita berpikir paradoks, karena melihat dari berbagai pengalaman yang sudah-sudah, justru kejatuhan terjadi pada masa kejayaan. Misalnya, Kerajaan Majapahit berakhir pada waktu pemerintahan Hayam Wuruk – pada masa kejayaannya. Demikian pula pada kerajaan Singosari, berakhir pada waktu puncak kejayaan di bawah pemerintahan Kertanegara. Jadi… kenyataan ini paradoks.

Sebuah contoh lain : “Bisnis yang baik adalah bisnis di lokasi yang aman, hindari semua risiko”. Paradoksnya adalah : Bisnis paling menguntungkan adalah justru berada pada lokasi yang sering berbahaya dan tidak menarik. Banyak koq bisnis yang berhasil justru berada di tempat bahaya.

Contoh lain lagi : Di masa ekonomi sulit, bisnis mengalami penurunan. Kenyataannya, justru di masa sulit banyak perusahaan yang berhasil tumbuh dengan baik (paradoks).

Pikiran paradoks adalah bersifat inkonsisten, sering dianggap idiot, bodoh atau tidak bermoral. Mengapa ? Karena manusia sangat menghargai konsistensi dan tradisi. Jika kita mengatakan yang paradoks, justru sering disepelakan, tidak dihargai, padahal kadang di situ lah terdapat kebenaran.

Mau contoh lagi ?

Orang yang sukses adalah apabila IPK di atas 3.0. Kenyataannya, banyak koq orang-orang yang sukses adalah orang yang IPK nya rendah (paradoks). Bahkan Bob Sadino mengatakan Anda tidak perlu sekolah untuk jadi pengusaha (sangat kontradiktif atau sangat paradoks !!!).

Perhatikan kenyataan-kenyataan berikut ini dan berpikirlah paradoks !

Prospek bagus. Berpikir paradoks : Hindari ! Kemungkinan berdarah-darah. Kelihatannya bagus, bahkan masuk peringkat AAA, tapi justru menyimpan potensi buruk.

Aman. Berpikir paradoks : Berhati-hati ! Bila perlu hindari. Perusahaan-perusahaan yang kuat, justru hancur dilanda krisis global, seperti AIG, atau Lehman Brothers.

Krisis. Berpikir paradoks : Peluang yang besar. Justru dalam situasi krisis ada peluang bisnis yang luar biasa.

Orang baik, dan ramah. Paradoks : hati-hati, siapa tahu dia berniat jahat. Banyak orang yang kelihatanya baik tapi ternyata penipu. Orang-orang yang kita duga sangat baik ternyata terlibat skandal yang memalukan. Sebaliknya, mereka yang berwajah garang , tak jarang kita temui adalah orang yang berhati mulia.

Inilah saatnya Anda berpikir paradoks, melihat dengan cara pandang yang baru.

0 comments:

Post a Comment