Sunday, November 1, 2009

Menggapai Bahagia

. Sunday, November 1, 2009

Banyak orang yang berkata seperti ini : Saya akan bahagia kalau saya kaya. Atau Jika memperoleh jabatan saya akan bahagia. Ternyata setelah kaya atau memperoleh jabatan, dia tidak juga bahagia. Hal lain yang mendorong orang untuk mencarti kebahagian seperti kedudukan social, gelar, pangkat atau apa pun yang bisa dimiliki.


Memang banyak orang kaya yang bahagia, tapi memperoleh kebahagian dengan hanya mengandalkan kekayaan tidak cukup untuk membuat kita bahagia.


Megapa ? Bila seseorang berpendapat bahwa kebahagian hanya bisa diperoleh bila memiliki banyak harta kekayaan, maka orang seperti ini akan bekerja keras mengutamakan kepemilikan atas harta kekayaan, hidup tidak seimbang, dan bila benar-benar menjadi kaya, mungkin hidupnya hampa, karena sesungguhnya kebahagian tidak tergantung kepada hal-hal di luar dirinya.


Orang seperti ini berpendapat bahwa dengan harta, segala sesuatu bisa dibeli. Apakah kebahagian itu bisa dibeli dengan harta atau uang ?


Memang banyak orang yang kaya bisa bahagia, tetapi banyak juga orang yang kaya hidupnya menderita. Hidup sederhana pun juga bisa bahagia, tetapi hidup sederhana juga tidak menjamin kita bisa bahagia. Banyak orang yang hidupnya sederhana tapi juga menderita.


Demikian juga dengan gelar, pangkat, atau benda-benda yang dimiliki, namun semua itu tidak cukup untuk membuat orang bahagia.


Lalu bagaimana kita bisa mencari kebahagian ?


Bahagia sebenarnya terletak pada bagaimana sikap batin bukan karena benda-benda yang dimiliki. Batin tentu saja milik setiap orang, milik Anda sendiri. Andalah yang menguasai batin Anda sendiri. Jadi bahagia atau tidak tergantung kepada Anda sendiri bukan kepada orang lain. Bahagia ditentukan bagaimana Anda mencintai, melayani dan bersyukur atas apa pun yang Anda miliki.


Maka berlatihlah untuk mencintai, melayani orang lain dan bersyukur kepada Tuhan. Maka Anda akan memperoleh kebahagian Anda sendiri. Orang-orang yang bahagia adalah orang yang telah belajar mengikuti bimbingan batin mereka.

0 comments:

Post a Comment