Monday, August 16, 2010

Komponen Sistem Distribusi dalam Pemasaran

. Monday, August 16, 2010


Distribusi merupakan bagian inti dari kegiatan pemasaran, sebab jika barang tidak didistribusikan dengan cara yang tepat, penjualan produk tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Begitu pentingnya peran distribusi ini sehingga para pemasar harus mengelola saluran distribusi dengan baik.

Oleh karena saluran distribusi sangat penting dalam kegiatan pemasaran, maka diperlukan strategi yang terencana. Strategi itu sendiri merupakan rencana secara menyeluruh, sebagai petunjuk untuk mengambil keputusan dalam kegiatan saluran distribusi. Siapa saja sebenarnya yang dapat dimanfaatkan untuk menjamin bekerjanya sistem distribusi dari strategi yang telah ditetapkan ? Ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan kalau mengelola system distribusi yang akan digunakan.

Pertama : sole distributor, yaitu distribusi dilakukan dengan menunjuk agen tunggal untuk mendistribusikan produknya. Sole distribution biasanya dilakukan dengan pertimbangan untuk membatasi kewajiban perusahaan, misalnya dalam kasus adanya klaim. Selain itu sole distribution digunakan karena pertimbangan jaringan yang dimiliki oleh sole distribution cukup luas. Namun demikian, penggunaan sole distribution ini mempunyai beberpaa kelemahan, antara lain distributor tunggal sering menyatukan distribusi produk perusahaan dengan merek produk-produk perusahaan lain. Sering pula sole distribution ini hanya berhubungan dengan whole saler besar dan tidak bersedia berhubungan dengan wholesaler yang kecil sehingga distribusi produk tidak merata.

Kedua : Sub Agen, yaitu distributor independen yang ditunjuk oleh perusahaan untuk mengelola distribusi di salah satu wilayah tertentu. Keuntungan dari penggunaan sub agen ini adalah penyebaran produknya yang luas. Ini terjadi karena perusahaan biasanya banyak menggunakan sub agen. Selain itu para sub agen sangat mengenal betul wilayah kerjanya dan sudah mempunyai jaringan yang kuat. Sedangkan kelemahannya adalah mereka biasanya bekerja secara konvensional sehingga kurang mampu menterjemahkan kebijakan pemasaran perusahaan. Sistem ini banyak digunakan di Indonesia.

Ketiga : Whole saler atau pedagang besar. Wholesaler ini membeli barang dalam jumlah besar dan menyalurkannya kepada retailer. Whole saler memegang peran yang sangat penting dalam bidang eceran (retail), karena mereka inilah yang menyalurkan produk perusahaan ke retail.

Keempat : Conventional dan Modern Retail Shops. Yang termasuk conventional retailshops adalah toko P&D, toko-toko jam yang sering kita lihat, atau toko baju, dan sebagainya. Sedangkan yang moden adalah supermarket Hypermart, Giant atau Carefour. Sedangkan yang minimarket seperti Alfamart, Indomaret, Yomart dan sebagainya. Outlet ini sangat berperan disamping untuk menjual produk, juga berperan untuk kegiatan promosi ke konsumen langsung.

Kelima : warung. Warung mudah ditemui yang biasanya tersebar sampai pelosok-pelosok, biasanya dekat perumahan atau perkantoran. Warung biasanya menyediakan berbagai macam produk seperti rokok, permen, minuman ringan, sampai pada makanan kecil.

Keenam : Rombong atau gerobak, dengan kegiatan utama adalah menjual secara eceran. Produk yang dijual biasanya sangat terbatas, dan yang membeli biasanya langsung mengkonsumsi. Rombong ini biasanya ada di mana-mana, baik di tempat permanen maupun di tempat tidak permanen. Warung dan rombong termasuk dalam kelompok retailer yang lebih banyak melayani masyarakat kelas bawah.

Tentu saja dalam menerapkan komponen mana saja yang dipakai dan seberapa banyak komponen distribusi yang digunakan, banyak faktor yang turut diperhitungkan yaitu positioning produk. Produk yang diposisikan sebagai barang mewah pastilah memilih outlet modern seperti hypermarket atau supermarket.

Selain itu, tipe produk turut diperhitungkan apakah barang Anda termasuk barang industri atau barang konsumsi. Barang industri biasanya menggunakan pola distribusi langsung atau dengan menggunakan sole distribution. Sedangkan bila produk Anda adalah barang konsumsi yang mudha rusak, maka pola distribusi bisa dilakukan secara langsung, atau memilih saluran distribusi yang mempunyai fasilitas penyimpanan baik, seperti buah-buahan atau ice cream.

Beberapa pertimbangan lain adalah dengan mempetrimbangkan besar kecilnya perusahaan karena terkait dengan biaya atau kemampuan perusahaan. Pola distribusi mana pun yang Anda pilih tentu dengan pertimbangan bahwa distribusi akan membuat produk Anda mudah dicari oleh pasar, namun dengan tetap mempertimbangkan efisiensi.

0 comments:

Post a Comment