Sunday, January 4, 2009

Facing the problem

. Sunday, January 4, 2009

Beberapa waktu yang lalu saya pulang ke kampung halaman saya di Bali. Saya dan saudara-saudara seperti biasa berbincang-bincang tentang karir dan masa depan.


Masing-masing bercerita tentang tantangan, prospek, dan tentu saja masalah-masalah yang banyak dihadapi dalam memperoleh karir sampai saat ini. Selain itu, kami juga mengamati bagaimana beberapa tetangga yang secara material sudah mulai meningkat kesejahteraannya.

Dari cerita tersebut, saya kemudian merenung, ternyata setiap orang mempunyai cerita masalah dalam kehidupannya. Seseorang yang kelihatan sudah makmur, ternyata menghadapi masalah yang berbeda yang juga tidak kecil.


Bagaimana kakak saya yang sampai saat ini masih mengahadapi berbagai problem baik dalam rumah tangga maupun dengan lingkungan sosial. Adik saya yang mengasuh tiga orang yang sakit dari keluarga suaminya dan juga menghadapi mertuanya yang juga tidak kalah ‘serunya’ sebagai tantangan kehidupannya.

Nah, saya yakin Anda dalam menjalani kehidupan ini juga menghadapi masalah-masalah tersendiri. Lalu, bagaimana Anda menghadapi masalah-masalah Anda dalam hidup ini ? Apakah Anda bersahabat dengan masalah-masalah Anda ?

Banyak orang yang gagal menghadapi masalah dalam hidup ini karena salah dalam memandang masalah. Cobalah simak cerita berikut ini tentang seorangg masinis dan pelaut.

Seorang masinis setiap hari berada di kereta, melewati rel sebagai jalur kehidupannya. Suatu hari ada pohon tumbang menghalangi rel tersebut. Masinis memberhentikan kereta, turun, dan mencari bantuan untuk mengangkat pohon tersebut. Setelah itu baru melanjutkan perjalanan.
Suatu hari, ada seseorang yang tidak bertanggung jawab mengganjal rel dengan batu sebesar kepalan tangan pada sela-sela sambungan rel. Berbeda dengan halangan karena pohon yang tumbang, kali ini masinis tidak melihat batu tersebut. Kereta terus berjalan dan akhirnya kereta tersebut terjungkal. Kereta rusak dan hancur, masinis pun terluka.

Kita bisa bandingkan dengan kisah seorang pelaut berikut ini. Seorang pelaut hidupnya selalu berhadapan dengan ganasnya gelombang laut, tenangnya laut, indahnya laut, dan juga kesunyian laut. Setiap hari dia harus menghadapi bahaya gelombang laut, badai, angin, dan hujan yang tidak terduga yang siap mengancam kehidupannya. Kadang-kadang tidak ada angin pun menjadi masalah baginya karena kapalnya tidak bisa berlayar atau menjadi lebih lambat.

Pelaut ini harus pintar menyiasati kehidupannya. Saat badai melanda, dia menurunkan layarnya dan memanfaatkan gelombang laut untuk membawa kapal mendekat lagi ke daratan. Sebaliknya, pada saat laut tenang dia memanfaatkan angin yang meniup layar yang terkembang. Saat kehilangan arah, dia memanfaatkan langit dengan bintang-bintangnya sebagai pedoman baginya.

Apa yang bisa kita petik dari kisah keduanya ?

Seorang masinis harus berhenti dari perjalanannnya untuk menyelesaikan masalah yang besar. Namun dia bisa hancur berantakan karena maslah yang sebenarnya kecil. Sebaliknya, seorang pelaut bisa memanfaatkan situasi untuk membantu kapal tiba di tujuan lebih cepat. Baginya, badai adalah sahabat, gelombang adalah kawan.

Bagaimana dengan Anda ? Apakah lambang kehidupan Anda, sebuah kereta atau kapal laut ?


Problem adalah cara berkomunikasi dengan kita. Masalah selalu ada dalam kehidupan ini. Bagaimana Anda menjalani kehidupan ini tergantung dari bagaimana Anda menghadapi masalah Anda.
Salam luar biasa sukses !

0 comments:

Post a Comment