Misalnya, Anda mencari satu jenis mie ke minimarket terdekat dari rumah Anda, tapi merek mie yang Anda cari tidak tersedia di minimarket tersebut. Apa yang Anda lakukan ? Mencari ke tempat lain, atau Anda mencoba membeli merek mie yang lain. Besar kemungkinan Anda akan membeli mie dengan merek lain yang berbeda dengan merek semula yang Anda inginkan.
Hal tersebut sering dialami oleh kastemer untuk suatu produk-produk tertertu. Apa lagi untuk produk yang nyata-nyata tidak ada perbedaan yang berarti dengan produk lainnya.
Seperti hal nya kasus di atas, saat ini sedikit kastemer yang benar-benar loyal terhadap produk Anda. Jika produk yang dicari tidak ada atau tidak tersedia di suatu tempat penjualan, dengan mudahnya mereka berpindah ke merek yang lain.
Di sinilah pentingnya peran distribusi dalam pemasaran. Untuk produk-produk tertentu khususnya yang tergolong fast moving, peran sales force bisa jadi tidak demikian besar. Di sini produk bisa terdistribusi tanpa banyak campur tangan peran sales force. Dalam hal ini produk tersebut akan dicari oleh pembeli karena ‘dibutuhkan’ oleh kastemer. Namun dalam jangka panjang, produk ini tetap saja akan bermasalah karena kalah oleh produk lain yang didistribusikan dengan benar. Produk ini akan segera digeser oleh produk komplementer yang didistribusikan dengan agresif oleh pesaing.
Mengapa distribusi in imenjadai begitu penting dalam pemasaran ? Beberapa alasan berikut ini bisa menjadi penyebabnya.
Searching time, yaitu waktu yang digunakan oleh kastemer untuk mendapatkan produk yang sedang dibutuhkan. Kastemer akan berhitung mengenai value yang diperoleh, yaitu mencari ke tempat lain berarti biaya semakin besar dan waktu yang dibutuhkan semakin lama. Saat ini kastemer berpikir praktis, ingin cepat dan hemat biaya. Apalagi produk kompetitor mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan produk kita, maka semakin lengkaplah alasan kastemer beralih ke produk kompetitor. Jika produk tersebut tidak terdistribusi dengan baik, maka kastemer akan semakin lama membutuhkan waktu untuk mencari produk tersebut. Dengan demikian akan semakin rentan produk tersebut ditinggalkan oleh kastemer. Sikap agresif dari competitor ini lama kelamaan akan mampu menggeser produk yang tidak terdistribusikan dengan baik.
Avaibility Produk. Avaibility produk berkaitan erat dengan tingkat coverage produk. Semakin baik coverage produk di dalam suatu area distrihusi, maka semakin baik pula keberadaan produk di tingkat saluran distribusi. Avaibility juga berkaitan dengan merata tidaknya suatu produk di tingkat saluran distribusi. Dengan coverage yang luas maka avaibility juga akan meningkat. Kita bisa melihat bagaimana distribusi Teh Botol Sosro yang menjangkau outlet-outlet sampai ke gang-gang kecil, dan selalu tersedia di tingkat saluran distribusi ini. Kastemer dihadapkan pada ketersediaan produk apabila dibutuhkan dan membuatnya loyal untuk terus mengkonsumsinya.
Impulse Buying. Keterkaitan dengan avaibility di atas, produk yang selalu tersedia dan mudah ditemui juga menyebabkan impulse buying. Kastemer yang melihat produk dengan penempatan yang baik dan menarik di tempat strategis seperti di rak umum atau rak khusus di suatu minimarket bisa menyebabkan impulse buying.
Ketiga hal tersebut di atas harus menjadi perhatian bagi pemasar kalau produknya ingin dicari oleh kastemer. Produk yang selalu tersedia di banyak tempat (available), akan memudahkan kastemer untuk memperolehnya (searching time yang pendek). Dan penempatan produk yang menarik dapat merangsang kastemer membeli meskipun tidak direncanakan pada mulanya.
Jadi kelolalah distribusi produk Anda agar mudah dicari kastemer, selalu tersedia dan pajang dengan baik untuk menarik kastemer.
0 comments:
Post a Comment